Sabtu, 21 Desember 2013

Tugas Softskill Jurnal

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA PRESTASI AKADEMIK (IT)

PENDAHULUAN
Perguruan tinggi memiliki peran penting dalam menggali, menumbuhkan dan mengembangkan potensi mahasiswa. Uyar dan Gungormus (2011) mengemukakan bahwa mengetahui faktor penentu kinerja mahasiswa sangat penting. Terutama bagi perguruan tinggi dan dosen yang harus mencari tahu cara meningkatkan kinerja mahasiswa yaitu dengan mencari faktor yang memiliki pengaruh pada prestasi belajar terlebih dahulu. Kaighobadi dan Allen (2008) menyatakan bahwa penelitian tentang prestasi akademik mahasiswa mendapat perhatian yang besar dari para stakeholder dunia pendidikan.
Faktor penentu kinerja mahasiswa telah menarik perhatian para peneliti akademik dari berbagai negara. Mereka mencoba menentukan variabel yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa baik ke arah positif maupun negatif. Pengkajian tentang subjek ini telah dilakukan oleh berbagai akademisi di berbagai negara dan daerah (Mutchler, Turner, dan Williams, 1987; Cheung dan Kan, 2002; Kruck dan Lending, 2003; Borde, 1998; dalam Uyar dan Gungormus, 2011). Prestasi belajar mahasiswa merupakan salah satu faktor penting dalam kesuksesan mahasiswa di masa depannya. Prestasi belajar mahasiswa di perguruan tinggi umumnya diukur dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Dalam suatu lembaga pendidikan, prestasi belajar merupakan indikator yang penting untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa tinggi rendahnya prestasi siswa banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain disamping proses pengajaran itu sendiri (Arikunto, 1990:21). Individu dalam belajar memiliki berbagai macam cara, ada yang belajar dengan cara mendengarkan, ada yang belajar dengan membaca, serta belajar dengan cara menemukan. Cara belajar peserta didik yang beraneka ragam tersebut dikenal sebagai gaya belajar (learning style) yang dipengaruhi oleh pengalaman, jenis kelamin, etnis (Philbin, et.al., 1995) dan secara khusus melekat pada setiap individu.

BERPENGARUH PADA PRESTASI AKADEMIK
            Prestasi belajar adalah hasil pencapaian seseorang dalam bidang pengetahuan, keterampilan, dan tingkah laku yang ditunjukkan dengan angka yang diberikan oleh pengajar. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Faktor-faktor tersebut diklasifikasikan menjadi faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri mahasiswa dan faktor eksternal yaitu faktor yang bersumber dari luar diri mahasiswa.
A.    Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri mahasiswa itu sendiri
yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Mahasiswa yang mempunyai motivasi tanpa dirangsang dari luar dalam proses belajar mengajar akan cenderung akan siap dan tekun mengerjakan tugas-tugas belajar karena merasa butuh dan ingin mencapai tujuan belajar yang sebenarnya (Winkel, 1999:24). Penelitian Kruck dan Lending (2003), Rusdyana (2010), Rahayu (2010), menemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa Madrasah Tsanawiyah dan Sekolah Menengah Atas.
B.     Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama yang mempunyai pengaruh kuat
kepada individu dibandingkan dengan lingkungan sekunder yang ikatannya agak longgar. Faktor-faktor keluarga yang berpengaruh terhadap prestasi belajar yakni, cara orang tua mendidik, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua, dan relasi antar anggota keluarga (Slameto (2003:61) diduga memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa. Uwaifo (2008) dan Syahadatina (2011) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara lingkungan keluarga dan prestasi belajar siswa. Sebaliknya, penelitian yang dilakukan oleh Iswanti (2002) dan Tanwil dan Suryansari (2008) tidak menemukan adanya pengaruh antara lingkungan kelaurga dan prestasi belajar.
C.     Kualitas pengajaran merupakan kualitas pengajar dan fasilitas dalam proses belajar
mengajar. Sekolah sebagai salah satu faktor pendidikan yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan pola fikir, sikap, kepribadian, tingkah laku siswa sebab akan turut memberikan warna dalam bentuk jati diri siswa dimasa mendatang. Penelitian Lestari dan Suparlinah (2010) dan Beke (2008), menyebutkan bahwa kualitas pengajaran berpengaruh terhadap orientasi profesional. Semakin baik penguasaan dosen dalam menggunakan metode, pendekatan media, dan prinsip-prinsip pengajaran maka semakin tinggi orientasi profesionalisme dosen yang berpengaruh positif terhadap hasil belajar mahasiswa.

TEORI DAN MODEL PEMBELAJARAN
Terdapat beberapa teori dan model tentang gaya pembelajaran atau learning style dan faktor-faktor yang mempengaruhi gaya belajar seseorang. Secara umum model gaya pembelajaran dapat diklasifikasikan dalam tiga ruang lingkup, yaitu information processing, environment, dan personality (Hickoc, 1995). Beberapa instrumen untuk menilai gaya pembelajaran seseorang telah banyak dikembangkan oleh beberapa ahli antara lain dikembangkan oleh Kolb (1976,1984) yang dikenal dengan Learning Style Inventory (LSI) atau Kolb’LSI. Model yang dikembangkan oleh Carl Jung yang kemudian dikenal dengan nama Myers Briggs Type Indicator (MBTI). Model Multiple Intelegence yang dikembangkan oleh Howard Gardner (1993). Model lain yang dikembangkan oleh Canfield disebut dengan Learning Style Inventory (Canfield’LSI).
Berdasarkan penelitian Kolb terdapat empat jenis gaya belajar, yakni accomodator, diverger, assimilator dan converger:
1. Gaya belajar accomodator/activist. Gaya belajar accomodator adalah gaya belajar seseorang yang lebih menyukai pengalaman (concentrate experience) dan aktif bereksperimen (active experimentation). Seseorang lebih menyukai mendapatkan informasi dari feeling dan memrosesnya dengan cara memraktikkan atau melakukannya.
2. Gaya belajar diverger/refflector. Gaya belajar diverger adalah gaya belajar seseorang yang lebih menyukai pengalaman (concentrate experiencing) dan mengamati (reflective observation).
Peserta didik diverger lebih menyukai memperoleh informasi dengan feeling dan memrosesnya dengan cara melihat dan mendengar.
3. Gaya belajar converger/pragmatis. Gaya belajar converger adalah gaya belajar seseorang yang lebih menyukai sesuatu yang abstrak (abstract conceptualization) dan aktif bereksperimen (active experimentation). Peserta didik memperoleh informasi dengan cara memikirkan (thinking) dan kemudian melakukannya (doing).
4. Gaya belajar Assimilator/Theorist. Gaya belajar assimilator adalah gaya belajar seseorang yang lebih menyukai pada sesuatu yang abstrak (abstract conceptualization) dan mengamati (reflective observation), yaitu gaya belajar seseorang yang menyukai belajar dengan berfikir, melihat atau mendengar. Kelemahan dari model Kolb ini adalah gaya belajar yang dinilai sendiri oleh individu bersangkutan tidak dapat menunjukkan atau mengukur actual behaviour
atau perilaku yang sebenarnya (Adel, et al., 2003). Kelemahan lain adalah bahwa Kolb’s LSI miskin dalam menilai aspek psikomotorik (Stont, Rable, 1994).

Pada MBTI, preferensi gaya belajar seseorang dibedakan menjadi empat dimensi, yaitu:
1.      Introvert menemukan kekuatan dalam inner world dari ide konsep dan abstraksi., peserta
didik ini cenderung lebih banyak berfikir dibandingkan berbicara. Introvert leaner dalam mengembangkan kerangka kerja dengan cara menyatukan dan menghubungkan informasi yang mereka pelajari. Pengetahuan yang diperolehnya kemudian saling dihubungkan untuk melihat sesuatu tersebut secara menyeluruh.
2.      Extrovert learner menemukan kekuatan pada benda dan orang. Mereka lebih suka
berinteraksi dengan orang lain. Mereka lebih suka berbicara dibandingkan mendengarkan. Secara umum mereka tidak dapat memahami pelajaran sampai mereka dapat menjelaskan pada diri mereka sendiri atau pada orang lain (bekerja kelompok). Problem based learning dan collaborative learning cocok untuk model pembelajaran dengan karakteristik gaya belajar ini.
3.      Sensing learner adalah peserta didik yang lebih menyukai belajar dengan menggunakan
kelima panca indra mereka. Mereka menyukai sesuatu dengan rinci dan menginginkan fakta. Mereka lebih menyukai segala sesuatu ditata dengan teratur, pengajaran dilakukan secara terstruktur setahap demi setahap. Berbeda dengan intuitive learner, mereka adalah peserta didik yang lebih suka berimajinasi dan berinovasi.
4.      Thinking learner adalah peserta didik yang dalam memutuskan sesuatu berdasarkan pada
analisis, logika dan prinsip. Dengan kata lain mereka dalam melihat sesautu lebih kritis dan objektif. Berbeda dengan feeling learner mereka lebih menggunakan pertimbangan nilai-lilai kemanusiaan (human values).
Judging learner adalah peserta didik yang cenderung melakukan semua tugaslebih cepat dari batas waktu yang ditentukan. Mereka menyukai tips atau panduan bagaimana cara mengerjakan sesuatu dengan cepat. Berbeda dengan perceptive learner, mereka cenderung menunda tugas sampai menjelang batas akhir waktu yang ditentukan.
            Menurut Canfield (1998) gaya belajar individu dibedakan dalam beberapa jenis yaitu social, independent, applied dan conceptual. Peserta didik tipe social, adalah mereka yang lebih suka belajar secara kelompok. Peserta didik yang independet adalah mereka yang lebih menyukai belajar secara mandiri. Peserta didik applied lebih menyukai belajar dengan berpraktik langsung. Adapun conceptual learner adalah peserta didik yang lebih menyukai belajar secara konseptual.

Faktor yang mempengaruhi prestasi akademik IT
Saya akan membahas tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi prestasi anak dan berkaitan dengan penggunaan teknologi
a. Pengertian prestasi belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata,
yakni prestasi dan belajar. Untuk memahami lebih jauh tentang
pengertian prestasi belajar, peneliti menjabarkan makna dari kedua
kata tersebut.
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi
adalah hasil dari suatu kegiatan seseorang atau kelompok yang telah
dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati yang diperoleh dengan
jalan bekerja.
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik
Faktor Internal
1.       Intelegensi
    Tingkat intelegensi seseorang dapat dengan mudah dilihat dari prestasi belajarnya di sekolah atau universitas di semua mata pelajaran. Bagi para peserta didik yang memiliki intelegensi tinggi sangat diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki intelegensi kurang. Tetapi faktor ini bkan berarti sebagai faktor penentu karena masih ada lagi banyak faktor yang mempengaruhi.
2.       Motivasi
    Motivasi adalah daya penggerak seseorang yang menjadi aktif pada saat-saat tertentu dimana seseorang tersebut ingin mencapai tujuan. Motivasi ini sendiri terbagi menjadi 3 bagian yaitu motivasi internal, motivasi eksternal, dan motivasi berprestasi.
a)  Motivasi Internal : motivasi dari dalam diri sendiri dimana dia ingin mencapai sesuatu yang dia inginkan, biasa disebut dengan “niat”
b) Motivasi Eksternal : motivasi yang didapat dari orang lain seperti halnya pujian, atau pemberian hadiah atas kesuksesannya.
c) Motivasi berprestrasi : dimana seseorang memiliki keinginan bejuang untuk sukses dan memilih kegiatan yang berorientasi sukses. Motivasi ini tidak jauh berbeda dengan motivasi internal.
3.     Kepribadian
      Kepribadian merupakan suatu organisasi yang  dinamis dari sistem psikofisik yang dinamis seseorang yang menentukan bagaimana individu dapat menyesuaikan diri dan menjadi bagian tersendiri dalam lingkungannya. Kepribadian ini dapat berubah dan diwujudkan dengan tingkah laku.

Faktor Eksternal

1)    Lingkungan rumah
Lingkungan rumah dalam hal ini orang tua memiliki peranan palin penting untuk membentuk dan menjadi guru untuk anaknya. Orang tua merupakan pengasuh, guru, juga psikolog untuk anak dan membantu proses sosialisasi anak
2)    Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah yang baik adalah lingkungan yang nyaman dimana anak terdorong untuk berprestasi di pelajaran. Sedangkan contoh kelas yang baik adalah kelas yang memiliki jumlah murid yang tidk terlalu banyak sehingga guru bis memonitoring dan mengawasi proses belajar anak. Itulah faktor yang mempengaruhi bagus tidaknya prestasi akademik seseorang. Semoga info ini bisa membantu Anda untuk membentuk putera-puteri Anda menjadi seseorang yang baik.

Media internet dijadikan alat perantara apabila terjadi ketidakjelasan dalam kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran berbasis TIK, akan mendukung keberhasilan pembelajaran, karena memiliki kelebihan yaitu dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap materi pembelajaran yang sedang di bahas, karena dapat menjelaskan konsep yang sulit atau rumit menjadi mudah atau lebih sederhana. Dapat menjelaskan materi pembelajaran atau objek yang abstrak (tidak nyata, tidak dapat dilihat langsung) menjadi konkrit (nyata dapat dilihat,dirasakan, atau diraba), membantu pengajar menyajikan materi pembelajaran menjadi lebih mudah dan cepat
jadi kesimpulannya adalah bahwa internet sangat mempengaruhi proses belajar dan berpengaruh besar terhadap prestasi akademik. karena internet sangat mudah digunakan pada zaman yang canggih pada saat ini dan memberikan informasi yang lebih banyak. penyajian untuk belajar nya pun lebih menarik, dan membuat belajar pun menjadi lebih nyaman dan kondus
sumber :

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&frm=1&source=web&cd=1&ved=0CCgQFjAA&url=http%3A%2F%2Ffe.um.ac.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2010%2F01%2Fsawitri_pujiningsih_6.pdf&ei=0Gm2UvvCBIKGrAe184DIDw&usg=AFQjCNFEFO8CgqoTrjzTj7JxjBhgpxaLtw