Minggu, 08 Juni 2014

GAMBARAN PERSEPSI SESEORANG TERHADAP SERAGAM


GAMBARAN PERSEPSI SESEORANG TERHADAP SERAGAM



 


           
      Melihat penampilannya menggunakan seragam coklat, memakai topi dengan lencana, membawa senjata dan lain-lainnya kita pasti mengenali bahwa dia adalah seorang polisi, ketika kita berjalan disepanjang jalan atau di tempat-tempat tertentu tidak jarang kita melihat polisi contohnya bisa kita lihat disepanjang jalan green garden entah pagi hari, siang hari atau pun malam hari tak jarang kita melihat polisi. “Menghindar” itulah jawaban kebanyakan orang ketika melihat polisi, alasannya banyak ada yang bilang polisi itu serem, galak, ada yang bilang polisi itu kebanyakan “rese-rese”, rese-rese ini dalam arti bahwa kebanyakan polisi itu suka menilang tanpa arti yang jelas, sekarang penilaian terhadap polisi sangat buruk banyak masyarakat yang sudah tidak mempercayai polisi, tapi masih banyak juga masyarakat yang masih mengandalakan polisi.
       Setiap orang memiliki penilaian yang berbeda-beda tentang polisi, ada yang menganggap polisi itu     baik- baik banyak pula yang menganggap polisi itu jahat, kejam dan sebagainya. Sering kali kita dengar    atau kita lihat dimedia cetak atau pun media elektronik polisi yang melakukan tindakan “Agresi”  (tindakan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik maupun verbal) pada saat penertipan demokrasi dianggap kejam, arogan dan semacamnya, pandangan ini berbeda pula pada setiap orangnya, pandangan yang berbeda seperti itu sudah sering kita dengar sehari-hari, pandangan itu tidak selalu sama setiap orangnya, dalam Psikologi pandangan biasa disebut dengan “Persepsi” yang bagaimana menurut Chaplin (2008) “Persepsi merupakan proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian dengan bantuan alat indera”. Dengan kata lain kita hanya melihat dalam satu sisi saja yaitu secara subjektif. Bukan hanya itu saja, terjadinya “Stereotype” (pernah mengalami kejadian yang tidak menyenangkan terhadap salah satu suku, seseorang cenderung menganggap semua orang yang bersuku tersebut buruk), “Hearsay” (adanya desas-desus) dan terjadinya “Halo Efek” (pengaruh kesan pertama yang ditimbulkan) dapat mempengaruhi persepsi seseorang.
     

    Adanya perbedaan ketika seorang polisi melepas seragam kepolisiannya dengan pakaian sehari-hari. Biasanya polisi yang bertugas mengatur lalu lintas atau polantas ketika bertugas akan bersikap cepat, teliti dan tegas, ketika dirumah akan bersikap sebagai seorang ayah yang bersikap santai, dan tegas selayaknya seorang ayah bagi anak-anaknya dan seorang suami yang bersikap santai, tegas dan bertanggung jawab selayaknya suami bagi istrinya, ketika di lingkungan rumah akan bersikap santai, ramah dan bertanggung  jawab selayaknya seorang warga yang baik. Kita tau bagaimana caranya berbicara dengan orang yang jauh lebih tua ataupun muda, kita tau bagaimana bersikap ketika di dalam rumah atau di luar rumah, di dalam sekolah atau di luar sekolah, kita tau bagaimana caranya bersikap kepada lawan jenis atau sesema jenis, orang yang baru dikenal atau belum dikenal. Sebagai contoh seperti Norman Kamaru. Norman adalah seorang polisi yang memiliki kemampuan dibidang tarik suara, Norman menjajal kemampuannya ditengah-tengah kesibukannya sebagai seorang polisi. Dengan merekam aksinya dalam tarik suara, masyarakat mulai mengenal sosoknya, apa lagi setelah Norman mengundurkan diri sebagai polisi dan lebih memilih terjun ke dunia hiburan. Banyaknya persepsi masyarakat mengenai pilihan yang diambil Norman, mulai dari yang mendukung sampai yang menyayangkan pilihan yang diambil Norman.


     
                

 Gambar 1                                                                    Gambar 2

Sebagai seorang polisi Norman dituntut untuk selalu berpakaian sesuai seragam polisi, lengakap dengan atribut kepolisiannya, berbanding terbalik jika dia menjadi seorang artis dia hanya memakai pakaian yang sesuai dengan acara yang dihadiri. Seperti pada gambar 1 terlihat Norman memakai atribut kepolisian dengan lengkap dia terlihat berwibawa, tegas, tegap, gagah berani, selayaknya seorang polisi jika dibandingkan dengan gambar 2 Norman lebih terlihat santai, lebih luwes dalam bergaul, apalagi sekarang setelah Norman keluar dari polisi dan lebih memilih menjadi seorang artis wajahnya senantiasa mengisi layar televisi, tidak sedikit yang bilang bahwa Norman itu orangnya sangat santai, asyik berbeda ketika Norman masih menjadi polisi yang terlihat selalu serius. Kita sering berbicara sesuatunya hanya dari apa yang kita lihat kita tidak pernah berbicara dengan apa yang sebenarnya. Dengan begitu kita menjadi tahu bahwa setiap individu berbeda ketika di dalam rumah, di kantor, di sekolah ataupun di pasar karena pada dasarnya setiap individu dapat menempatkan diri sesuai dengan jabatan, keadaan, tempat dan suasana.

DAPUS :
Chaplin, J.P.2008.Kamus Lengkap Psikologi.Jakarta:Raja Grafindo Persada