Rabu, 29 April 2015

Psikoterapi (Terapi Person Centered Therapy)




Terapi Person Centered Therapy
      Melalui bukunya yang lain yang juga terkenal yang berjudul: On Becoming a Person: A Therapist’s View of Psychotherapy, pada tahun 1961, dan perkembangan lebih lanjut dari teknik konseling yang diperkenalkannya kemudian istilah client-centered approach berubah menjadi person-centered approach. Pada “client centered” memusatkan pada tangguang jawab klien terhadap perkembangan dirinya sendiri dan pada “person-centered” perhatian tertuju pada segi pemanusiaan dari klien dalam proses konseling.
Konsep terapi
      Konsep utamanya adalah pada hakekatnya manusia mempunyai tujuan tertentu dan berkembang maju ke depan. Organisme bersifat konstruksif, realistic, progresif, dapat dipercayai dan secara kodrat alamiah memiliki potensi untuk berkembang. Aspek-aspek negative yang terjadi pada seseorang seperti irrasional, anti sosial, egoistis, kejam, distruktif, kurang matang dan regresif disebabkan karena kehidupannya tidak selaras dengan kodrat alamiahnya atau dengan kata lain konsep diri sebenarnya tidak selaras dengan konsep diri idealnya.
Ciri-ciri Terapi
  1. Perhatian diarahkan pada pribadi bukan pada masalah. Tujuannya bukan untuk pemecaha masalah tetapi membuat individu itu tumbuh untuk dapat mengatasi masalahnya sendiri baik masalah sekarang atau yang akan datang dengan cara yang tepat.
  2. Penekanan lebih kepada faktor emosi daripada intelektual karena perbuatan lebih banyak dipengaruhi emosi daripada pikiran.
  3. Memberi tekanan yang lebih besar pada keadaan yang dialami sekarang bukan di masa lalu karena pola emosi sekarang sama saja dengan pola emosi yang lalu.
  4. Penekanan pada hubungan terapeutik. Pengalaman tumbuh dari hubungan terapeutik itu sendiri sehingga individu belajar memahami diri sendiri, membuat keputusan, dan bisa berhubungan dengan orang lain secara lebih dewasa.

SUMBER :
      Gunarsa, S.D. (1996). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : Gunung Mulia
      Semiun, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 1. Jakarta: Kanisius

Tidak ada komentar:

Posting Komentar