Terapi Person Centered
Therapy
Melalui bukunya yang lain yang juga terkenal yang berjudul: On Becoming a Person: A Therapist’s View of
Psychotherapy, pada tahun 1961, dan perkembangan lebih lanjut dari teknik
konseling yang diperkenalkannya kemudian istilah client-centered approach berubah menjadi person-centered approach. Pada “client centered” memusatkan pada tangguang
jawab klien terhadap perkembangan dirinya sendiri dan pada “person-centered” perhatian tertuju pada
segi pemanusiaan dari klien dalam proses konseling.
Konsep terapi
Konsep utamanya adalah pada hakekatnya manusia mempunyai tujuan
tertentu dan berkembang maju ke depan. Organisme bersifat konstruksif,
realistic, progresif, dapat dipercayai dan secara kodrat alamiah memiliki
potensi untuk berkembang. Aspek-aspek negative yang terjadi pada seseorang
seperti irrasional, anti sosial, egoistis, kejam, distruktif, kurang matang dan
regresif disebabkan karena kehidupannya tidak selaras dengan kodrat alamiahnya
atau dengan kata lain konsep diri sebenarnya tidak selaras dengan konsep diri
idealnya.
Ciri-ciri Terapi
- Perhatian diarahkan pada pribadi bukan pada masalah. Tujuannya bukan untuk pemecaha masalah tetapi membuat individu itu tumbuh untuk dapat mengatasi masalahnya sendiri baik masalah sekarang atau yang akan datang dengan cara yang tepat.
- Penekanan lebih kepada faktor emosi daripada intelektual karena perbuatan lebih banyak dipengaruhi emosi daripada pikiran.
- Memberi tekanan yang lebih besar pada keadaan yang dialami sekarang bukan di masa lalu karena pola emosi sekarang sama saja dengan pola emosi yang lalu.
- Penekanan pada hubungan terapeutik. Pengalaman tumbuh dari hubungan terapeutik itu sendiri sehingga individu belajar memahami diri sendiri, membuat keputusan, dan bisa berhubungan dengan orang lain secara lebih dewasa.
SUMBER :
Gunarsa, S.D. (1996). Konseling dan Psikoterapi.
Jakarta : Gunung Mulia
Semiun, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 1. Jakarta:
Kanisius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar